Dosen : Kurnia Setiawan
Semiotik adalah ilmu tentang tanda atau bagaimana sistem penandaan.


Tanda dibagi menjadi :
1. alami : jika hujan maka ada awan
2. konvensional (disepakati) : lampu lalu lintas
~ Abad pencerahan, John Locke, eksplorasi tentang tanda akan mengarah pada terbentuknya basis logika baru.
Semiotik pada awalnya bernama Semiology
Charles Sanders Peirce (Amerika) yang membagi semiotik menjadi 3: tanda, objek, interpretant.
Fenomena Tanda
Firstness (perasaan murni) representamen.
Secondness (fakta yang muncul dari relasi) Objek.
Thirdness (aturan/ wilayah hukum) Interprentant
Level Tanda
Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda (mis. warna hijau).
Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa / realitas fisik yang nyata. (mis. rambu lalu lintas).
Legisign adalah norma/ hukum yang dikandung oleh tanda (mis. suara pluit wasit)
Level Objek
Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya foto.
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atauhubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan; misalnya asap sebagai tanda adanya api.
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer, hubungan berdasarkan konvensi masyarakat, misalnya kata, bendera.
Level Interpretant
Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Tanda tampak bagi interpretant sebagai sebuah keungkinan, misalnya: konsep
Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai dengan kenyataan. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah fakta, misalnya: pernyataan deskriptif
Argument adalah yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Tanda bagi interpretant sebagai sebuah nalar, misalnya : preposisi.
Peirce membagi :
Sintaksis = mempelajari hubungan
Semantik = mempelajari makna
Pragmatis = mempelajari fungsi
Roland Bartes (Perancis) mengatakan ada makna lain pada tanda. mis : kursi = tanda, maknanya = kekuasaan.
Umberto Eco (Italia) mengatakan berhati-hati dengan tanda, karena tanda bisa berbohong.
Jadi, semua orang dapat menafsirkan tanda, namun dalam penafsirannya tidak semua orang sama, jadi harus menafsirkan dengan jelas sehingga saling mengerti.
sumber : www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar